Sulit dipercaya. Mereka orang-orang tangguh. Semuanya pendekar hebat. Semuanya, juga, pembunuh bayaran profesional. Tapi Candaka rupanya lebih dari sekedar hebat. Ia baru saja menghabisi mereka semua dalam waktu singkat. Tidak lebih dari sepuluh detik.
Sekarang ia menatapku.
”Pergilah, Kamarastra!” ia berkata. ”Mengingat pertemanan kita, aku tak ingin membunuhmu.”
”Begitu?”
”Jangan berlagak bodoh! Kau tak pernah bisa menang dariku.”
Aku benci mengakuinya, tapi ia benar. Bahkan dulu aku tak pernah bisa mengalahkannya. Sekarang, mengimbanginya pun rasanya akan sangat sulit. Mungkin malah mustahil.
10/10/11
Selumer Keju
Aku menikahimu sebagai sanksi
atas mimpi seintim madu
cinta sekeras batu, dan
gelisah sedekat waktu
atas mimpi seintim madu
cinta sekeras batu, dan
gelisah sedekat waktu
09/10/11
Bulan Pualam
Begitu banyak orang berharap
Agar malam cepat mengilang
Ditelan bulan.
Ahh sayang,
Malam masih terlalu pualam
Sekedar untuk disulam.
Sedang hari mengharap usang
Agar tak lagi pudar, Sama seperti cadar
Menutup perawan
Agar malam cepat mengilang
Ditelan bulan.
Ahh sayang,
Malam masih terlalu pualam
Sekedar untuk disulam.
Sedang hari mengharap usang
Agar tak lagi pudar, Sama seperti cadar
Menutup perawan
Langganan:
Postingan (Atom)